
BSA : Indonesia Mengajar Bahasa Arab V
Setelah roadshow pembelajaran bahasa Arab ke berbagai daerah di Jawa Timur (Blitar, Kabupaten Malang, Kota Malang, Gersik), lagi-lagi Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang mengadakan gebrakan yang luar biasa dengan merambah daerah paling ujung Jawa Timur, Banyuwangi.
Bahasa Arab yang diyakini oleh punggawa jurusan Bahasa dan Sastra Arab sebagai ujung tombak berkembangnya Islam dan pembenahan karakter keIslaman umat Islam serta optimalisasi visi dan misi UIN Maliki Malang, maka dengan semangat juang inilah Jurusan mengadakan program pendampingan peningkatan kompetensi guru bahasa Arab MI, MTs dan MAN se- Banyuwangi, yang dilaksanakan pada hari Ahad, tanggal 20 Oktober 2012 di MAN Banyuangi, dengan diikuti sekitar seratus guru bahasa Arab se Kabupaten Banyuwangi.
Sambutan dan antusiasme para guru bahasa Arab terlihat ketika M. Faisol, M.Ag. mengatakan bahwa “program pendampingan seperti inilah yang akan menjadikan bahasa Arab berkembang, dan juga dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengajarkan bahasa Arab yang baik kepada siswa, dan forum ini sebagai ajang tukar pendapat dan dengar pendapat, serta ajang silaturrahmi antar guru bahasa Arab” ungkap ketua jurusan BSA.
Acara yang dimulai dari jam 8.oo wib tersebut dibuka oleh KASI PENMA Kabupaten Banyuwangi, dan dalam sambutannya ia menyatakan bahwa “program pendampingan peningkatan kompetensi guru bahasa Arab ini, merupakan pertama kali diadakan sejak 30 terakhir, sejak saya sebagai guru sampai menjabat KASI PENMA. Ini merupakan peningkatan yang luar biasa dan harus dikembangkan, kalau hari ini hanya sehari maka tahun depan diadakan training satu minggu atau lebih, agar guru-guru bahasa Arab lebih banyak mengambil manfaat dari dosen-dosen bahasa dan sastra Arab UIN Maliki Malang”. Di sela-sela sambutannya Ibu KASI PENMA memuji Ahmad Kholil, M.Fil yang asli Grogol Banyuangi, “karena kesuksesan membawa rombongan nasyrul lughah (penyebar bahasa) ke Banyuangi tidak lepas dari campur tangan orang Grogol tersebut, dan ini langkah awal yang harus dilanjutkan, agar guru-guru bahasa Arab di Banyuangi memiliki kompetensi pengajaran bahasa Arab yang memadai” ungkap Ibu KASI menyinggung seketaris jurusan BSA.
Setelah sambutan, dilanjutkan dengan penyampaian materi pembelajaran bahasa Arab oleh para dosen jurusan Bahasa dan Sastra Arab UIN Malang. Sesi pertama disampaikan oleh Dr. H. Halimi Zuhdy, M.Pd dengan tema strategi pembelajaran Bahasa Arab, dan Tamimullah, M.Pd. sebagai moderator. Dalam pengantarnya Halimi menyebut guru dan dosen bahasa Arab sebagai orang yang berdosa, hal tersebut ditujukan kepada guru atau dosen bahasa Arab yang tidak memiliki metode yang ampuh untuk membangkitnya keinginan siswa atau mahasiswa dalam bahasa Arab, dan bahkan membuat mereka jenuh, apatis, bahkan menjauh dari bahasa Arab. “Kalau mereka menjauhkan diri dari bahasa Arab, otomatis mereka bisa menjauh dari Al-Qur’an, kalau menjauh dari al-Qur’an, apa yang akan terjadi”? , kata bapak dua anak tersebut, dengan nada serius.
Sesi kedua tentang Pembelajaran Media Bahasa Arab disampaikan oleh Hafidz Roziqi, M.Pd. dan Arif Rahman Hakim sebagai moderator. Sesi ketiga diisi dengan rencana tindak lanjut (RTL) dari program ini. Sesi ketiga dikomandani langsung oleh oleh M. Faisol, M.Ag (Kajur), Ahmad Khalil,M.Fil (Sekjur), M. Sholahuddin, M.Pd. dan M. Zawawi, M.Pd.
Dalam acara ini juga terungkap, bahwa kedepan program pendampingan yang serupa tidak cukup hanya dilakukan di wilayah Jawa, tetapi juga merambah wilayah-wilayah di luar Jawa atau bahkan Luar negeri. “Dalam satu tahun terakhir kita sudah melakukan program pendampingan peningkatan kompetensi guru Bahasa Arab di berbagai wilayah Jawa Timur. Program serupa juga harus dilakukan di wilayah terluar di Indonesia”, ungkap Kajur BSA.
Menyebarkan bahasa Arab itu bukan hanya mimpi belaka dari pimpinan yang ada di jurusan BSA, tapi sudah dibuktikannya dengan mengirimkan alumninya ke berbagai pondok pesantren di Jawa Timur untuk mengajarkan bahasa Arab dan membentuk bi’ah (lingkungan) berbahasa Arab di Pesantren dan asrama. Hal tersebut dijalin melalui kerjasama Jurusan BSA dengan pesantren dan asrama di beberapa daerah Jawa Timur.
“Harus selalu ada yang baru dan berbeda dengan yang lainnya, kedepan harus dilakukan kerjasama dengan trevel internasional untuk al-arabiyah lissiyah, bekerjasama dengan kedutaan Indonesia dan luar negeri untuk mahasiswa yang mengambil profesi al-arabiyah lil ‘amal, dan kalau bisa PKLnya teman-teman bahasa dan sastra Arab di luar negeri, dan beberapa bulan kedepan saya sudah mengagendakan membukukan karya-karya fiksi mahasiswa BSA dan mendorong mereka untuk selalu menulis dan menulis” ungkap Ketua Jurusan BSA, M.Faisol, M.Ag disela-sela perbincangannya dengan wartawan Humaniora. [hlm]