ISC 7

ISC Humaniora, Begini Kata Pakar Kajian Melayu Dari NUS

HUMANIORA – (25/8/2022) International Student Conference (ISC) adalah agenda tahunan yang dihelat oleh Fakultas Humaniora berkerja sama dengan National University of Singapore (NUS). Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, 25 Agustus 2022 secara daring kali ini, mengangkat tema Ecological Thought in Literature and Culture.

Seperti biasa, dalam kegiatan ini beberapa mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi manca negara dipilih sebagai presenter dengan didampingi secara khusus oleh Azhar Ibarahim Alwee, Ph.D dari National University of Singapore (NUS).

Baca juga 

 

Tidak sekedar mendampingi, Azhar Ibrahim Alwee juga memandu secara langsung jalannya presentasi dari masing-masing mahasiswa pilihan tersebut. Azhar Ibrahim Alwee bertindak sebagai Convenor, yaitu sebagai pihak yang mengundang mahasiswa dan sekaligus menjadi panelis untuk memberikan catatan atas apa yang dipresentasikan.

Dalam memimpin jalannya presentasi, Azhar Ibrahim Alwee yang juga merupakan pakar Kajian Melayu dari NUS, menyatakan bahwa kegiatan seperti International Student Converence (ISC) ini merupakan event penting dan sangat jarang dilakukan.

ISC 7

“Kalau konferensi untuk dosen atau pakar sudah sering dilakukan. Tetapi kegiatan kali ini hamper tidak pernah kita temukan. Maka, ini yang pertama,” ujar Azhar Ibrahim Alwee membuka diskusi.

Lebih lanjut, Azhar Ibrahim Alwee menegaskan bahwa forum-forum ilmiah untuk mahasiswa seharusnya sering diadakan untuk memperluas cakrawala pengetahuan dan memperkuat kompetensi keilmuan mereka. Lebih-lebih, dapat memperluas dan memperkokoh jaringan antar mahasiswa.

“Melalui kemajuan teknologi, kita semua dapat bertemu melalui ruang virtual seperti saat ini. Dan ini dapat dimanfaatkan untuk diskusi ilmu pengetahuan antar sesama mahasiswa,” imbuhnya.

Mengakhirsi pengantarnya, Azhar Ibrahim Alwee menegaskan bahwa selama ini penelitian hanya menjadi teori yang dipajang di rak perpustakaan. Oleh karena itu, sudah saatnya hasil penelitian ini dapat lebih didekatkan dengan kehidupan manusia. Penelitian untuk kepentingan kemanusiaan.

“Meneliti itu untuk manusia, bukan meneliti untuk meneliti,” pungkasnya di hadapan para presenter dan partisipan. [ai]

Add a Comment

Your email address will not be published.