Menjadi Reporter, Perlu Vitalitas Tinggi
HUMANIORA – (17/6/2022) – Menjadi seorang reporter membutuhkan vitalitas. Kondisi ini mewajibkan seluruh reporter untuk mempunyai daya tahan atau endure yang bagus di berbagai kondisi serta tekanan yang ada. Hal ini yang disampaikan oleh Abdul Halim, Pemimpin Redaksi Malang Posco Media (MPM) saat pembekalan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Profesi Jurnalistik Fakultas Humaniora UIN Malang yang diselenggarakan di Laboratorium Bahasa 2 Fakultas Humaniora, Kamis (16/06/2022).
Vitalitas yang dimaksud adalah kesanggupan para reporter untuk menerjang seluruh rintangan saat proses liputan sedang berlangsung. Menjadi seorang reporter merupakan anugerah. Bagaimana tidak, menjadi reporter merupakan pekerjaan berat yang mengharuskan dan menuntut kinerja yang professional, tahan banting, dan dapat memanfaatkan waktu dengan baik.
Dalam materi yang disampaikannya, Dosen Jurnalistik Universitas Muhammadiyah Malang ini juga menyebut bahwa wartawan setidaknya mempunyai sertifikasi kompetensi. Ia menambahkan jika orang dapat disebut sebagai ‘wartawan’ setelah berkarir setidakanya selama lima tahun di media yang sudah terverifikasi. “Mendapatkannya tidak mudah. Saya saja baru dapat sertifikasi ini setelah lebih dari 20 tahun berkarir”, ujarnya.
Selain itu, Halim juga menekankan kepada 15 mahasiswa yang mengikuti pembekalan ini untuk mendekati dan mengenali orang-orang yang ‘bawah’. Hal ini ditekankan olehnya karena akan banyak sumber yang dapat diperoleh dari tokoh atau tempat yang biasanya dianggap rendah. ‘Justru tempat-tempat kaya gitu banyak informasinya”, paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, wartawan yang pernah meliput Liputan MotoGP di Sirkuit Mandalika di Lombok, Maret lalu ini menyampaikan bahwa menulis adalah habbit atau kebiasaan yang mudah dibentuk. Orang menjadi ahli karena terbiasa. Latihan bertujuan untuk membiasakan dan menjadi ‘refleks’ yang nantinya akan menjadi kebiasaan. [far]