Pentingnya Discourse untuk Penelitian Lingusitik
Hudaya - Untuk menjadi peneliti linguistik, salah astu hal yang harus dilakukan adalah mendalami pengetahuan tentang Discourse. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Djatmika dalam Seminar Linguistik bertajuk “Kompetisi Wacana bagi Pembelajar/Pengkaji Bahasa” bahwa discourse merupakan hal terpenting yang harus dipahami oleh peneliti untuk melakukan penelitian linguistik.
Dalam seminar yang dilaksanakan oleh jurusan Bahasa dan Sastra Inggris ini, Prof. Djatmika menjelaskan secara panjang lebar tentang penggunaan discourse. Hal yang paling menarik adalah, hampir semua kebahasaan menurutnya, mengandung discorse. ”Discourse tidak hanya digunakan dalam bahasa Inggris saja, tapi bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, juga punya,” jelas dosen Universitas Negeri Solo ini.
Dia juga menjelaskan beberapa contoh discourse yang biasa dilakukan, baik British English, American English, ataupun Australian English. Tak hanya itu, bahasa Jawa pun juga dibahas, khususnya dalam beberapa pamflet ataupun papan-papan pengumuman. ”Meskipun hanya mengandung sedikit discourse, tapi jika dikuasai akan sangat membantu,” ujar dosen kelahiran Solo ini.
Tak hanya discourse, Prof. Djatmika juga membahas tentang penggunaan Critical Discourse Analysis. Menurutnya, ilmu tersebut bisa digunakan untuk menganalisis wacana, khususnya dalam bidang politik, ataupun pernyataan orang-orang yang mempunyai kekuasaan. ”CDA digunakan untuk menganalisis penggunaan bahasa sebagai power,” terangnya.
Para peserta yang memadati Home Theatre pun bersorak riah kala mendengarkan materi yang disampaikan. Terlebih ketika Prof. Djatmika mengungkapkan bahwa Bahasa Jawa lebih kaya dari pada bahasa Inggris. Menurutnya, Jawa mempunyai banyak kosa kata, khususnya dalam penggunaan bahasa yang menurut bahasa Jawa tabu. ”Untuk misuh, orang Inggris hanya punya beberapa, tapi kalau bahasa Jawa hampir semua kata bisa digunakan,” ungkapnya dibarengi dengan gelak tawa para mahasiswa yang kebanyakan dari semester empat dan enam.(rif)