Seminar Pengajaran Bahasa Inggris kerjasama BSI dan RELO – The US Embassy
Dalam menanggapi wawasan terkini mengenai pengajaran bahasa Inggris, jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (BSI) Fakultas Humaniora dan Budaya (Hudaya) bekerjasama dengan Regional English Language Office (RELO) – the US Embassy mengadakan Seminar untuk memberikan pengetahuan tentang pengajaran bahasa Inggris beberapa hari yang lalu (10/11) yang dikemas dalam seminar bertajuk “Current Insight in English Language Teaching”.
Dalam kegiatan yang dihadiri lebih dari 50 orang dari berbagai instansi ini, seminar tidak dilaksanakan layaknya seminar seperti biasanya, akan tetapi seminar yang dibawakan oleh sekitar 10 pemateri tersebut diadakan secara paralel, dalam artian sedikitnya ada dua tempat yang akan mengadakan seminar dan para peserta bisa memilih, seminar mana yang akan diikuti. Meskipun beda tempat, akan tetapi masing-masing dari pemateri tetap membahas topik yang sama, yaitu pengajaran bahasa Inggris. ”Jurusan Sastra juga harus tahu apa saja yang ada dalam pengajaran bahasa Inggris,” jelas Dekan Fakultas Hudaya, Drs. KH. Chamzawi, M.HI.
Untuk materi pertama tepatnya di Laboraturium Bahasa I, Dr. H. Langgeng Budianto, M.Pd berkesempatan untuk membahasa mengenai Best Practice of Teaching English for Specific Purposes. Dosen yang juga menjabat sebagai ketua Program Khusus Pengembangan Bahasa Inggris (PKPBI) ini, menjelaskan bahwasanya dalam English for Specific Purposes atau yang lebih umum disingkat ESP dibagi menjadi dua bagian, yaitu English for Academic Purposes (EAP), serta English for Occupational Purposes (EOP). ”Dalam ESP, setiap guru harus mengetahui empat kompetensi, yaitu Linguistik, Sosiolinguistik, Discourse, serta Strategi,” jelas dosen yang juga mengajar mata kuliah Semantics.
Dalam waktu yang sama dengan tempat berbeda, yaitu Laboraturium Bahasa II Lina Hanafiyah, M.Pd, juga memberikan materi dengan topik berbeda yaitu, Teaching English to Young Learners. Dosen mata kuliah Listening ini mengungkapkan bahwasanya untuk mengajar bahasa Inggris, khususnya pada anak, pengetahuan dasar yang harus diketahui adalah Speaking. ”Salah satu cara untuk membuat suasana kelas tetap berbahasa Inggris adalah dengan use English consistenly and make the language comprehensible,” terang dosen yang akrab disapa dengan panggilan Bu Lina ini.
Selanjutanya, para peserta diberikan pengetahuan mengenai bagaimana memanfaatkan web dalam pengajaran bahasa Inggris. Dalam hal ini, Vita Nur Santi, M.Pd yang menjadi pemateri selain memberikan beberapa website pendukung dalam pengajaran bahasa Inggris, dosen Structure ini juga menjelaskan, ”dalam beberapa website kita bisa mendapatkan beberapa materi pendukung, mulai dari dokumen, gambar, hingga video.” Di lain tempat Sri Muniroch, M.Hum membahas tentang Project Based Learning. Sekretaris jurusan ini mengungkapkan bahwasanya penggunaan project based learning bisa menginspirasi para siswa untuk mendapatkan pengetahuan lebih mendalam, khususnya mengenai pelajaran yang sedang mereka pelajari.
Setelah Ishoma beberapa menit, materi dilanjutkan dengan Critical Thinking in Writing and Reading serta Writing for Scholarly Publication: Why don’t we just do it from now?, yang masing-masing dibawakan oleh Hj. Rohmani Nur Indah, M.Pd serta Ribut Wahyudi, M.Ed. Selain itu, di ruangan terpisah membahas mengenai Critical Thinking in Teaching Reading Practices, yang dibawakan oleh Muchammad Adam Basori, MA TESOL, serta Some Ideas on Applying Critical Thinking in the Assesment for Content Course, yang disampaikan oleh Muzakki Afifuddin, M. Pd. (rif)