Zawawi Imron: Semua Orang adalah Penyair
Setelah sukses dengan pembukaan festival Festival Puisi Internasional kemarin (7/3), para panitia yang beranggotakan dari para dosen fakultas Humaniora dan Budaya (Hudaya) masih mempunyai beberapa acara lanjutan dalam kegiatan yang bertemakan “What’s Poetry” ini, tepatnya adalah Spiritual dalam Sastra. Tak tanggung-tanggung acara tersebut (9/3) mampu mendatangkan beberapa penyair terkenal, seperti Zawawi Imron dan beberapa penyair dari luar negeri.
Dalam acara yang bertempat di Aula lantai lima gedung Ir. Soekarno ini, penyair asli Madura tentang bagaimana hakikat sebenarnya ketika menjadi penyair. Para pesertapun sangat terkagum-kagum ketika penyair yang juga tampil pada acara pembacaan puisi ini menjelaskannya dengan menggunakan kata-kata puitis. ”Semua orang itu adalah penyair,” jelas peraih penghargaan Prestigious SEA Award 2011 Thailand ini.
Meskipun menurutnya semua orang itu bisa menjadi penyair, tapi ada beberapa hal yang membedakan antara seseorang yang benar-benar penyair dan seseorang yang memang bukan penyair. ”Bedanya adalah, apakah orang itu mau menuliskannya atau tidak,” tambah penyair yang akrab dipanggil Pak De Zawawi ini.
Selain itu, acara yang dimulai pukul 08.00 WIB juga mendatangkan beberapa pakar sastra dari luar negeri. Seperti Dr. Michael Agustin (Jerman), Sujata Bhatt (India), dan Vonani Bila (Afrika Selatan). Para penyair tersebut membicarakan tentang hubungan spiritual dengan kesusastraan. Menurut mereka, spiritual yang ada pada seseorang pasti mempunyai kaitan yang sangat erat denga kerohanian. ”Salah satu contohnya adalah pengalaman yang direnungkan kembali,” jelas Sujata Bhatt dengan menggunakan bahasa Inggris.
Meskipun acara yang dimoderatori oleh H. Djoko Susanto, M. Ed. Ph. D ini menggunakan bahasa Inggris tapi para penonton yang hadir tetap sangat berantusias, hal ini dikarenakan semua penjelasan dari penyair luar negeri langsung diterjemahkan oleh salah seorang translator, yaitu Courtney Sina Meredith dari New Zaeland.
Tepuk tangan yang meriahpun juga diberikan oleh para penonton kepada pemateri. Mereka mengaku senang bisa mengikuti seminar yang dihadiri lebih dari seratus orang ini, bahkn ada yang sampai duduk lesehan. Terlebih ketika Zawawi Imron menjelaskan tentang wanita dengan menggunakan kata-kata puitisnya. “Pak de Zawawi memang keren dalam merangkai kata-kata, saya saja sampai merinding, pokoknya gak nyesel ikut acara ini”, ujar Asma Afifah, mahasiswi semester IV jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dengan senyum bahagia. (ney/amn)